TIDAK MENGAMBIL APAPUN KECUALI FOTO,TIDAK MEMBUNUH APAPUN KECUALI WAKTU DAN TIDAK MENINGGALKAN APAPUN KECUALI JEJAK KAKI

Wednesday, June 24, 2009

KAWAH CEREMAI

Gunung Ceremai terletak di dalam kawasan tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka, Gunung Ceremai yang memiliki ketinggian 3.078 Mdpl mempunyai keistimewaan tersendiri bila dibandingkan dengan gunung-gunung lain di pulau Jawa antara lain Gunung ini mempunyai kawah ganda yaitu kawah barat seluas 400 m terpotong oleh kawah timur yang mempunyai luas 600 m dan pada ketinggian 2.900 Mdpl dibagian lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan “Goa Walet”. Untuk menuju ke Puncak Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian, akan tetapi yang dipopulerkan dan mudah dilalui adalah melalui Desa Palutungan, Desa Linggarjati di Kabupaten Kuningan, dan Desa Apuy di Kabupaten Majalengka.

Cigowong - 1.450 Mdpl, trek dari Bumi perkemahan menuju Cigowong masih terlihat sedikit landai walaupun sesekali trek agak naik yang mebuat tenaga para pendaki sedikit harus dipaksakan sehingga napas para pendaki sedikit terengah- engah mengingat udara yang sangat dingin dan tipis sehingga mengganggu pernapasan para pendaki, Cigowong adalah satu-satunya tempat istirahat untuk mengisi persediaan air jika lewat jalur Palutungan dan disinilah Tim Jasmapala menggisi air sebanyak mungkin untuk persediaan diperjalanan untuk menuju puncak.

Kuta - 1.450 Mdpl,
jalur ini sangat terjal dan mengerikan jika dilihat pada pagi hari terdapat jurang yang cukup dalam antara kiri dan kanan jalur pendakian, saya tanpa basa-basi melibas jalur ini dengan penuh semangat dan pantang mengeluh sekalipun dengan napas yang mulai terengah-engah.

Paguyangan Badak - 1.800 Mdpl, disini terdapat persimpangan antara jalur Palutungan dan jalur Apuy menuju ke Majalengka jika para pendaki tidak berkonsentrasi maka salah jalur bisa terjadi seperti yang dialami 35 orang peserta dari Indramayu dan Cirebon yang terjerembab kedalam jurang akibat salah jalur terperosok.

Arban - 2.050 Mdpl, ini adalah batas ladang dan hutan belantara serta jalanpun berkelok-kelok dengan dengan haling rintang yang cukup tinggi para pendaki tak terkecuali saya memutuskan untuk berhenti sejenak mengisi perut dengan indomie, popmie, roti, dan secangkir kopi hangat guna memulihkan tenaga untuk dapat melanjutkan perjalanan berikutnya.

Tanjakan Asoy - 2.200 Mdpl, jalur sepanjang kira-kira 700 meter ini sangat terkenal karena lintasannya yang sangat curam dan rawan akan mahluk halus yang sesekali menjelma berwujud harimau, bagi yang malas memanjat atau menuruni jalur ini ada jalur alternative yang landai dan agak memutar disebelah kanan jika dari arah bawah.

Goa Walet – 2.950 Mdpl, Goa walet adalah salah satu kawah Ceremai yang sudah mati dan berada disebelah kanan jalur menuju puncak, didalam kawah tersebut ada goa yang biasa dipakai untuk Base Camp, disinilah saya kembali untuk beristirahan yang cukup guna mempersiapkan tenaga untuk mencapai puncak Ceremai, mengingat jalan menuju puncak Ceremai ditempuh kurang lebih 30 menit namun untuk menuju puncak ini terdapat tanjakan yang cukup curam hingga mencapai 70 derajat berupa batuan alam dan batuan kapur bercampur pasir yang berdebu sehingga diperlukan tenaga yang cukup untuk mendakinya.

Puncak Ceremai – 3.078 Mdpl, 17 Agustus 2007, pukul 07.20 tiba di puncak Gunung Ceremai dengan ketinggian 3.078 Mdpl, pemandangan yang sangat indah, udarapun sangat cerah nampak dari arah sebelah selatan terlihat puncak Gunung Slamet menjulang tinggi, disebelah utara tampak terlihat laut jawa yang berwarna biru, dan awan gumpalan putih nan indah berarak-arak nan indah bagai seputih niat dan tekad kami mendaki.


PUNCAK SLAMET

Gunung Slamet, salah satu gunung di jawa yang sangat eksotis, terletak di wilayah propinsi Jawa tengah dan menjadi perbatasan 5 wilayah kabupaten yaitu Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, Bumiayu, terletak di 7°14,30' LS dan 109°12,30' BT dengan ketinggian 3432 Mdpl merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah, dan tertinggi kedua di Jawa setelah Gunung Semeru.
Pendakian saya lakukan pada pagi hari agar dapat menikmati udara yang sejuk, hijaunya hutan dan kicauan burung yang indah, melalui jalur Guci relatif lebih alami dan vegetasi lebih rapat dibandingkan Jalur Bambangan. Walaupun begitu, jalan setapak ke puncak cukup berat. Jalur berdebu hanya dirasakan diantara dekat batas vegetasi yaitu batas terahir yang merupakan batas vegetasi dengan batuan vulkanik bagi para pendaki biasanya melakukan istirahat guna memulihkan tenaga sebelum menuju puncak.
Dari batas vegetasi sampai puncak dibutuhkan waktu antara 1.5 - 2 jam dengan lintasan batuan vulkanik bercampur pasir yang sangat terjal, mengingat di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendakian saya lakukan pada pagi hari agar dapat menikmati keindahan ciptaan Yang Maha Kuasa.
Saya berharap dengan tulisan ini jalur Guci menjadi lebih populer sehingga dapat berdampak positif bagi pariwisata dan ekonomi masyarakat Desa Guci.


CURUG CIBEUREUM

Menghilangkan penat dari hiruk pikuk kota Jakarta sangatlah diperlukan agar kita dapat menghilangkan kepenatan dari kesibukan yang rutin, bagi orang yang berduit tentunya bisa menikmatinya dengan keluarga disekitar kawasan Ancol, ataupun Waterboom yang terletak dikawasan Cikarang, akan tetapi bagi orang yang tidak berduit tidak usah resah dan anda dapat menikmatinya dengan wisata alternative seperti wisata petualangan di hutan dan pegunungan. Salah satu lokasi wisata yang tak boleh dilewatkan ialah Curug Cibeureum.

Dari Cibodas yang juga menjadi pintu masuk pendakian Gunung Gede-Pangrango ini, para pengunjung bisa berjalan kaki menuju Curug Cibeureum selama 1-2 jam untuk menempuh jarak sejauh 2,8 km saja. Selain akan mendapatkan keindahan Curug Cibeureum, pengunjung juga bisa memanfaatkan waktu sepanjang perjalanan untuk menggali ilmu atau belajar mengenali lingkungan.

Menyusuri jalan menuju Curug Cibeureum sepanjang 2 kilometer lebih memang agak melelahkan, apalagi beberapa ruas merupakan jalan menanjak dan berbelok-belok, namun kelelahan itu pasti akan terbayar dan begitu saja hilang ketika sampai ke Curug Cibeureum dan para pengunjung bisa menikmati pesona alamnya, menyaksikan air yang terus-menerus jatuh dari ketinggian 54 meter.

Para pendaki gunung yang menuju puncak Gunung Gede-Pangrango yang ketinggiannya mencapai 2.098 m dpl dan 3.019 m dpl, biasanya singgah sebentar di Curug Cibeureum, sambil beristirahat, mereka pun mengisi kantong-kantong air untuk bekal selama pendakian. Akhir kata, bila kita benar-benar senang berpetualang di alam liar, sebaiknya jangan pernah lupa nasihat bijak dari para pencinta alam sejati : "Jangan ambil apa pun kecuali foto, dan jangan meninggalkan apa pun kecuali jejak kaki".