TIDAK MENGAMBIL APAPUN KECUALI FOTO,TIDAK MEMBUNUH APAPUN KECUALI WAKTU DAN TIDAK MENINGGALKAN APAPUN KECUALI JEJAK KAKI

Wednesday, August 31, 2016

BUNGA SEDAP MALAM DI KETINGGIAN 3432 Mdpl

Saya terima seuntai bunga sedap malam yang merupakan amanah dari sahabatku Dariyana Hamokwarung dan saya persembahkan untuk almarhum Sebastianus Herdiansyah yang meninggal dunia pada tahun 1992 akibat diterpa badai di pucak Gunung Slamet lewat jalur Kaliwadas. 

Sore itu 13 Agustus 2008, pukul 14.30 cek kelengkapan terakhir team advance yang berjumlah 4 orang guna mempersiapkan keberangkatan awal pada esok harinya, kelengkapan team advance telah lengkap dan caril siap di selimuti oleh covernya.
Tiba-tiba seorang sahabat yang bernama Dariyana Hamokwarung seorang perempuan asal daerah Irian Jaya bergegas dengan nafas yang terengah-engah menghampiri saya dan memberikan serangkaian bunga sedap malam kepada saya, saat itu saya bertanya kepadanya untuk apa bunga ini kamu berikan kepada saya, lalu dia menjawabnya dengan nafas yg masih terengah-engah lantaran baru saja sampai membeli bunga itu dan dia berkata tolong serangkaian bunga sedap malam ini kamu letakkan dipuncak Gunung Slamet tepat pukul 10.00 WIB tidak banyak cerita lagi lalu saya taruh bunga itu di atas caril yang telah siap diangkat.


Waktu makin cepat dan malam mulai larut diskusi pendakian makin hangat mengingat pendakian ke Puncak Slamet nantinya dengan personil yang cukup banyak yaitu 50 orang dari seluruh DPC Jasmapala Jabotabek, Semarang, Bandung, Cirebon, dan Surabaya. Tak terasa hari ini tanggal 14 Agustus 2008 saya mulai tidur dan pukul 05.00 mulai bangun guna mempersiapkan keberangkatan team menuju Kampung Rambutan, mengingat bis Patas Jakarta – Purwokerto berangkat pukul 7.30 maka team advance berangkat lebih awal guna mempersiapkan semuanya, pada pukul 6.20 team advance tiba di terminal Kampung Rambutan, cek kelengkapan di mulai lagi ternyata bunga sedap malam tertinggal di base camp, tidak ada diskusi lagi segera saya panggil ojek untuk mengambil bunga itu, maka saya dapat bergabung kembali di terminal Kampung rambutan dengan waktu yang tepat yaitu 10 menit sebelum bis Patas itu berangkat.

Pukul 7.30 tepat bis Patas Jakarta – Purwokero berangkat meninggalkan terminal Kampung Rambutan team advance melanjutkan tidurnya masing-masing, waktu bergulir semakin cepat tak terasa di pertigaan Yaomani kami telah sampai kemudian menurunkan caril masing-masing bus Patas meninggalkan kami untuk melanjutkan perjalanan menuju terminal Purwokerto, ketika saya mengangkat caril tiba-tiba ada kegundahan dalam pikiran saya ternyata bunga sedap malam tertinggal di kabin bus itu, dengan pergerakan dan keputusan yang cepat lalu saya kejar bis Patas tersebut dengan ojek berkecepatan tinggi ahirnya bis menepi lalu saya ambil bunga itu yang kemudian saya dapat bergabung kembali dengan team. 

Angkutan pedesaan telah menunggu kami untuk menuju sebuah desa di kaki gunung Slamet dan tawar menawarpun terjadi antara team dengan sopir angkutan pedesaan tersebut dan ahirnya harga disepakati, caril disusun diatap angkot dengan ikatan wibing yang cukup kuat karena menggunakan ikatan simpul maka angkutan pedesaan siap diberangkatkan, mengingat sesaknya penumpang kami bergelantungan seperti monyet ragunan, beberapa tikungan telah dilewati tak lama kemudian ditikungan tajam terlintas sibunga sedap malam terlempar dari punggung kejalan dengan spontanitas saya melompat dan mengambil bunga itu dan kemudian mengejar angkutan pedesaan yang berjalan agak lambat kemudian saya dapat bergelantungan kembali seperti monyet ragunan.

Sampailah di Desa Guci yang sejuk, tenang dan bersahabat kami beristirahat sejenak untuk melepas lelah mengingat perjalanan yang sangat panjang, kemudian menaruh caril didepan warung lalu kami memesan minuman hangat dan beberapa menu beraneka ragam pilihan untuk segera menyantap makanan dengan lahap di kedai tersebut, makan telah usai karena kampung tengah (perut) sudah terisi padat lalu kami ingin melanjutkan perjalanan ke base camp, terkejut seketika saat bunga sedap malam hilang dibawa orang karena bunga tersebut saya letakkan diatas caril, dengan cepat saya mencari bunga tersebu sekitar 10 menit bunga itu dapat saya temukan dan kembali ketangan saya untuk disampaikan.

Pada keesokan harinya tanggal 15 Agustus pukul 8.00 kami melakukan pendakian awal dengan team guna mempersiapkan realokasi batas vegetasi yang nantinya sebagai tempat berkumpulnya team Jasmapala agar dapat bersatu mengingat puluhan pendaki dari berbagai daerah akan menuju puncak Slamet lewat jalur Guci, dengan semangat dan kebersamaan team advance yang berjumlah 4 orang kami dapat melewati pos I, II dan III 

Pos III–Pos IV (2480 mdpl), track menuju pos IV ini cukup panjang, berat dan sangat melelahkan bagi para pendaki walaupun pada jalur ini terdapat 2 pos bayangan untuk dapat digunakan melepas lelah sejenak guna dapat meneruskan perjalanan, maka disinilah para pendaki memanfaatkan istirahatnya sejenak untuk dapat menuju pos IV, kami memanfaatkan istirahat sejenak untuk menyantap nasi bungkus yang kami bawa dari base camp, makanpun cepat usai karena nikmat ditambah dengan isapan sebatang rokok menambah nikmatnya kebersamaan dalam pendakian. 

Perjalan kami lanjutkan setelah tenaga pulih dengan istirahat yang cukup maka langkah kian semangat medan berat kian terlihat bebarapa pohon tumbang dan tanjakan menantang dapat dilampaui walau ahirnya kami beristirahat kembali, tak lama kami istirahat seorang teman menanyakan bunga sedap malam yang saya letakkan disaku caril kanan ternyata tidak ada, rasa lelah tiba-tiba datang karena si bunga tersebut tak henti-hentinya mengganggu konsentrasi saya dan team, dengan langkah gontai saya sisir bunga tersebut turun menuju pos III dan ternyata jatuh di dekat akar tumbang yang saya lompati tak jauh dari pos III, langkah makin kecil saya paksa untuk lebih cepat bergabung dengan team yg berjalan terus dengan perlahan dan saya berusaha dapat bergabung dengan nafas yg terengah-engah, tak lama kemudian tibalah kami di pos IV.

Pos IV – Pos V (Pondok Eidelweis) 2740 mdpl, track menuju batas vegetasi cukup terjal dan sangat menguras tenaga bagi para pendaki untuk menuju batas terahir yang merupakan batas vegetasi dengan batuan vulkanik ditempat inilah para pendaki untuk melakukan istirahat guna memulihkan tenagasebelum menuju puncak. Team kami dibawah komando saya sendiri segera mendirikan 2 buah tenda dengan kapasitas 3 dan 4 orang, pada malam harinya cuaca sangat tidak bersahabat angin bertiup kencang dan rasa dingin mulai menusuk tulang, kami segera merebus air panas untuk membuat segelas kopi dan wedang jahe agar tubuh menjadi hangat dan segar.

16 Agustus 2008 tak terasa pagi telah menjemput kami bangun pukul 7.00 waktu puncak Slamet dan kami segera berkemas menuju puncak untuk memasang tambang sepanjang 200 m di jalur pendakian guna membantu sekaligus pengamanan para pendaki Jasmapala untuk keesokan harinya, dari batas vegetasi sampai puncak dibutuhkan waktu 2 - 3 jam mengingat di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendakian dilakukan pada pagi hari. 

Team telah bergerak menuju pertengahan puncak untuk memasang tambang dan pasak, saya membawa tambang dan kinot membawa linggis guna alat bantu pemasangan pengaman jalur, ahirnya tambang telah terpasang saya segera melakukan attack ke puncak Slamet guna menancapkan bunga sedap malam tepat pukul 10.00 waktu Puncak Slamet, waktu makin sempit saya masih berada ditengah-tengah pada ketinggian 3100 Mdpl untuk mencapai ke puncak Segoro wedi dengan ketinggian 3432 Mdpl, saya terus memacu langkah untuk dapat meletakkan bunga tersebut tepat pukul 10.00, rasa lelah tak terasa langkah terus bergerak kepuncak tiba-tiba bunga yang saya letakan dipunggung jatuh dan merosot ke bawah lebih kurang 25 meter dalam hati kecil saya berkata “Alhamdulillah bunganya tidak merosot ke jurang kearah kanan saya andai itu terjadi tamatlah riwayat bunga sedap malam” bergegas saya turun untuk mengambil bunga tersebut lalu melanjutkan pendakian menuju puncak. 

Tak jauh terlihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas serta menakjubkan yang biasa disebut dengan Segoro Wedi, akhirnya pada pukul 9.50 saya tiba di puncak dan menancapkan bunga sedap malam titipan sahabat saya Dariyana Hamokwarung diatas tumpukan batu di puncak gunung Slamet sebagai gunung tertinggi di wilayah Jawa Tengah 3432 Mdpl. 

Selamat jalan sahabat prestasimu tetap kami kenang di setiap pendakian.

By: Pend@ki Li@r